Wednesday, February 19, 2014

Ini Pagi Ke...

Selamat Pagi.. 
       Aku mendengarkan kicauan burung pagi ini. Sama halnya seperti tahun-tahun sebelumnya. Bedanya, kicauan burung pagi ini ada di tempat yang berbeda dari biasanya. Lazimnya burung selalu sibuk mencericit merdu di pagi hari. Entah sedang bernyanyi, kelaparan, atau mungkin sedang sibuk berbincang tentang masa depan akan bangun sarang baru dimana mereka tinggal.
            Aku ga pernah tau.. 

          Yang kusadari pagi ini adalah cericitan merdu burung di pohon mengingatkan aku satu hal. Aku masih hidup pagi ini. Napasku masih teratur seperti hari kemarin, isi kepalaku masih mampu mengingat meski tidak begitu kuat, aku masih bisa menyembunyikan jari tengah kakiku di bawah telapak kaki (kebiasaan ketika sedang berpikir), telinga ini juga masih dengar bagaimana dengingan nyamuk sisa pembantaian sebelumnya (aku tau mereka ingin balas dendam), sekelilingku juga masih sama: kamar kecil berukuran 3 x 2,5 m yang tidak cukup rapi untuk hunian seorang gadis berusia 20 tahun. Nah itupun menandakan penglihatanku ga jelek-jelek amat meski hanya kuat dalam jarak pandang beberapa meter. Positif. Bumi masih berputar. Dan masih seperti yang lalu dengan kata "Mengapa" nya? Tabiat manusia yang suka ingin tau. Padahal alam sendiri sudah berbahasa. Ah, klise. Itulah yang dikatakan orang-orang yang memiliki tingkat rasional diatas rata-rata. "Mana mungkin alam berbahasa, sedangkan ia tak punya mulut untuk berkata." Terkadang aku harus sedikit berbelas kasihan untuk manusia semacam ini, hingga timbul satu pertanyaan "Mengapa" isi kepalanya tak sama dengan porsi isi hatinya? Padahal yang aku tau, Tuhan pasti cukup adil membagi daya pikiran dan perasaan manusia. Sudah-sudah.. Jika kuteruskan akan ada begitu banyak orang berasional tinggi di luar sana yang bakal nyelonong bilang "SOK TAU." Ada sebagian dalam diri yang bilang "Yah, masih hidup", sebagian lagi menghujat "Helooooo.. Bangun!! Kerjakan skripsimu. The show must go on."
      Ini pagi ke ... (Hitung sendiri berapa hari aku hidup dari 20 juni 1993 hingga sekarang). Dan napasku, masih teratur. Masih banyak pintu yang harus dibuka. Dan banyak pula kamar yang harus kutinggalkan. Hijrah. Berpindah tempat.
Kaizen, begitu para penduduk di negara matahari terbit menyebutnya.
 Move On! Iya.. Raditya Dika sering bilang begitu..

1 komentar:

Abbe Cede said...

Luar biasaa.. :D